Reli pada Bursa China
Perekonomian
China nampaknya masih belum pulih benar. Pasalnya, bursa China malah
bergerak flat dengan kecenderungan menurun di tahun 2013.
Tapi justru, tahun 2014 bursa
China diprediksi akan berbeda. Reformasi yang dilakukan oleh pemimpin
China selama November disebut-sebut sebagai kebijakan paling spektakuler
dalam tiga dekade terakhir. Hmm… seperti hawa segar untuk pasar saham
negara tirai bambu tersebut.
Salah satunya: saham-saham
yang berhubungan dengan produk bayi sudah melejit sangat tinggi seiring
dengan adanya pelonggaran kebijakan satu keluarga satu anak di China.
Pasar Asia akan terkoreksi
Reaksi pasar terhadap isu
tapering dari Federal Reserve bukan satu-satunya alasan mengapa kenaikan
harga properti di Asia akan mereda. Adanya pembatasan kepemilikan rumah
di Singapura, Hong Kong dan China dalam beberapa tahun terakhir juga
menyebabkan tingkat permintaan rumah menurun.
Di sisi lain, tingginya
tingkat suku bunga acuan dan membanjirnya pasokan rumah baru akan
semakin menekan harga properti. Meski demikian, penurunannya tidak akan
drastis dan diprediksi presentasenya hanya sebesar satu digit saja.
Ketegangan politik dan sosial di Asia
Ketegangan politik dan sosial
di Asia baik domestik dan geopolitik, diprediksi akan semakin meningkat
tahun depan. Hubungan antara China dan Jepang akan memanas terkait isu
sengketa pulau yang terletak di Laut China Timur. Pasalnya, kedua pihak
menolak untuk berunding.
Di negara Asia lainnya,
ketegangan politik juga berpotensi terjadi di Indonesia dan India di
mana kedua negara ini akan melangsungkan pemilihan umum. Lalu, aksi
protes di Thailand hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar