Janet Yellen juga menambahkan bahwa suku bunga AS diperkirakan akan mulai dinaikkan pada awal 2015 nanti. Pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve ini membuat lega Goldman Sachs Group Inc. dan Societe General SA yang sebelumnya sudah memperkirakan bahwa harga emas akan memasuki tahapan penurunan harga (Bearish).
Tahun lalu, berbagai lembaga pengelola investasi besar masih cukup yakin bahwa di tahun 2014 ini harga emas akan mengalami kenaikan , bahkan catatan posisi beli mengalami kenaikan yang paling banyak dalam 16 bulan terakhir ini. Seakan mengamieni prediksi Goldman dan SocGen, bahwa harga emas akan turun, dalam sepekan terakhir harga emas jatuh dalam catatan terbesarnya sejak November lalu setelah Gubernur Janet Yellen menegaskan suku bunga AS bisa dinaikkan awal 2015 dan kebijakan stimulus akan diakhiri tahun ini.
Harga emas batangan di tahun lalu mengalami penurunan yang sangat besar, bahkan terbesar sejak 1981 silam. Akibatnya banyak investor yang kehilangan kepercayaan dalam investasi emas ini dengan jatuhnya nilai investasinya. Sepanjang 2014 ini harga emas sempat menguat kembali hingga 10 persen seiring dengan lambannya laju pertumbuhan ekonomi global dan naiknya krisis politik di Ukraina. Kenaikan harga emas ini hanya bersifat sementara saja nampaknya, perekonomian AS yang perlahan membaik setelah dihantam cuaca ekstrim, membuat harga emas tertekan. Demikian pula perkiraan pihak Goldman Sachs pada 20 Maret kemarin bahwa harga emas juga akan menurun.
Melihat sentiment yang ada saat ini, harga emas diperkirakan akan mengalami masalah dalam satu semester hingga satu tahun mendatang. Suku bunga diperkirakan akan dinaikkan dan tentunya akan memukul harga emas.
Harga emas dalam perdagangan minggu kemarin mengalami penurunan 3.1 persen ke harga $1,336 per ons, sementara Indek GSCI Standard & Poor turun 0.5 persen. Indek MSCI naik 0.7 persen, Indek Dolar Bloomberg naik 0.6 persen. Jumlah
Pengurangan besaran dana yang dipergunakan oleh Bank Sentral AS untuk melakukan pembelian obligasi sebagai bagian dari kebijakan stimulusnya, telah membuat harga emas turun. Pada hasil pertemuan 19 Maret kemarin, kembali The Fed memutuskan untuk memangkas kembali besaran dana tersebut sebesar $10 milyar saja menjadi hanya $55 milyar. Yellen menyatakan bahwa program pembelian asset tersebut bisa diakhiri musim gugur tahun ini dan suku bunga acuan utama akan bisa dinaikkan setidaknya enam bulan kemudian. Sebelumnya, harga emas mengalami lonjakan cukup berrarti, naik sebesar 70 persen sejak Desember 2008 setelah hingga Juni 2011 setelah The Fed memompa uang sekitar lebih dari $2 trilyun masuk kedalam sistem keuangan AS dan melakukan kebijakan suku bunga yang mendekati nol persen guna mendukung pertumbuhan ekonomi AS.
Kondisi ini membuat pasar harus kembali percaya bahwa perekonomian AS memang mengalami pertumbuhan dan seiring laju kenaikan, maka harga emas diperkirakan akan pelan menurun bahkan sepanjang tahun ini sehingga harga emas kembali dibawah $1,000 per troy ons lagi.
Jatuhnya harga emas ini juga diperkirakan jauh sebelumnya oleh pihak Goldman Sachs yang pernah memberikan saran Jual pada perdagangan emas pada 10 April silam sebelum akhirnya emas dalam dua sesi perdagangan anjlok 13 persen pada 15 April. Harga emas masuk kedalam tahapan penurunan (bearish) dan kali ini kembali Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa kembali dibawah $1,000 per troy ons. Landasan analisa ini melihat kenyataan bahwa perekonomian AS diyakini akan tumbuh pada semester kedua tahun ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar