Jumat, 29 Agustus 2014
Rabu, 27 Agustus 2014
Selasa, 26 Agustus 2014
PREDIKSI LOCO HINGGA 2018...
3 fractal bawah di 1180.30-1181.90-1240.10 artinya; jika break 1240.10 ke kisaran 1180 an,lalu break double bottom 1180.30-1181.90 ke kisaran 1160.00-1150.00.trend turun jangka panjang ke kisaran 500.00 sekitar tahun 2015 menunggu ECB jual emas & mulai stimulus serta Amerika naikkan suku bunga.HARGA LOCO 500.00 akan balik naik ke kisaran NORMAL 800.00-900-00 hingga 2018,setelah Obama di gantikan maka loco baru bisa naik di atas 1000.00 lagi.SALAM PROFIT SENTOSA!!
Rabu, 20 Agustus 2014
Emas Jerman di Federal Reserve
Setiap orang yang menitipkan sesuatu kepada orang lain, tentunya
memiliki keyakinan bahwa yang dititipkan ini akan menjaga dengan baik
barang titipannya. Dan, bukan hal yang aneh kalau si pemilik sekali-kali
ingin melihat barang yang dititipkannya itu. Namun apa yang terjadi
bila orang yang dititipkan ini mempersulit ketika ia diminta untuk
menunjukkan barang titipan itu? Apakah wajar bila timbul kecurigaan dari
yang menitipkan bahwa yang dititipkan ini sudah tidak menjaga lagi
barang titipan itu, dan barang itu sudah rusak atau hilang, karena
dicuri atau dijual oleh yang dititipkan? Aneh tapi nyata, hal ini
ternyata terjadi pada bank sentral dua negara maju dunia, Bundesbank
(Bank Sentral Jerman yang menitipkan) dan The Federal Reserve Bank-New
York (Bank Sentral AS sebagai yang dititipkan).
Desakan bagi Bank Sentral Jerman(Bundesbank) untuk mengambil kembali 1.536 ton emas yang dititipkan ke Federal Reserve Bank-New York (the Fed-NY) semakin menguat seiring dengan keluarnya laporan dari Der Spiegel bahwa “Federal Reserve telah MENOLAK inspektorat/pengawas dari Jerman untuk sekedar melihat cadangan emas yang dititipkan tersebut-demi kelancaran proses penjagaan.”
Sebenarnya telah banyak diberitakan bahwa permintaan pengembalian dan/atau permintaan untuk mengaudit dari berbagai Bank Sentral negara-negara seperti Venezuela, Jerman, Swiss, dan Belanda membuat “panik” Bank Sentral Inggris (Bank of England) dan Bank Sentral AS (The Federal Reserve).
Laporan Der Spiegel menyebutkan bahwa seluruh cadangan emas Jerman (konon) masih tersimpan dengan aman lima lantai di bawah kantor The Fed-New York
“The Fed-New York masih menyimpan 1,536 ton cadangan emas Jerman,atau separuh dari seluruh cadangan Jerman. Sejumlah besar emas ini tersimpan di basement level 5 di gedung the Fed-NY di Liberty Street, 25 meter di bawah tanah, atau 15 meter di bawah permukaan laut. Menurut website the Fed-NY, ruang simpanan itu terletak di atas bedrock pulau Manhattan.”
The Fed-NY dilaporkan telah menolak permintaan Jerman untuk melihat simpanan emas mereka sendiri, dengan dalih ‘demi menjaga keamanan’ :
“Pengunjung diijinkan untuk memasuki ruang penyimpanan ini. Setelah turun menggunakan lift, mereka akan dapat berdiri di depan sebuah silinder baja raksasa seberat 140 ton yang berfungsi sebagai pintu bagi ruang penyimpanan itu. Namun bahkan para pemilik barang titipan tidak diijinkan untuk melihat emas yang mereka titipkan. Demikian uraian Kantor Audit Federal (Federal Audit Office). The Fed-NY menjelaskan bahwa alasan para pemilik ini tidak diijinkan untuk melihat barang yang mereka titipkan adalah demi kepentingan keamanan.”
Dari sembilan kamar yang disebutkan menyimpan cadangan emas Jerman, pejabat Jerman akhirnya hanya diijinkan untuk melihat sekilas beberapa batang emas di salah satu kamar tersebut pada tahun 2011:
“Akhirnya, setelah berulang-kali mengirimkan permintaan untuk melihat, pada tahun 2007 staf Bundesbank diijinkan untuk berkunjung ke fasilitas penyimpanan itu. Namun laporan menyebutkan bahwa mereka hanya diijinkan masuk ke ruang depan fasilitas penyimpanan tersebut.
Kemudian, auditor dari Bundesbank kembali berkunjung pada May 2011. Kali ini, hanya satu dari sembilan ruang penyimpanan yang dibuka untuk mereka lihat. Didalamnya tampak emas Jerman tertumpuk dengan rapih. Beberapa diambil sebagai sampel dan ditimbang. Namun hasil dari pengambilan sampel ini tidak dilaporkan-untuk menghargai the Federal Reserve Bank of New York.”
Beda dengan media mainstream AS, media Jerman memiliki keberanian untuk mempertanyakan apakah The Fed telah membawa kabur emas Jerman? Mereka mengaitkan keamanan cadangan emas Jerman ini dengan resiko runtuhnya uang kertas yang tidak dijamin dengan apapun (fiat-money):
“Perdebatan tentang ambruknya uang kertas/fiat-money kembali merebak. Bahkan ahli dari Partai Hijau, Gerhard Schick, turut serta dalam perdebatan ini ketika ia berkata: “Menurut saya, kekhawatiran bahwa apakah cadangan emas kita cukup dalam situasi darurat adalah kekhawatiran yang relevan.”
Tentunya, Bundesbank mengambil langkah untuk meredam kekhawatiran yang timbul di masyarakat Jerman. Thiele, salah satu anggota dewan Bundesbank, dengan nada meremehkan mengatakan bahwa ia telah menengok ke dalam salah satu ruang penyimpanan The Fed-NY dan “Ternyata didalamnya tidak ada kertas, hanya emas.” :
“Bundesbank juga menolak pandangan ini untuk alasan lain. Ia menyatakan bahwa emas sedianya adalah cadangan di saat darurat. Bila terjadi krisis runtuhnya nilai mata uang, para banker ini mengatakan bahwa emas dapat segera ditukar ke Poundsterling atau US Dollar di lokasi (maksudnya di New York, tempat emas ini disimpan) untuk kemudian segera digunakan untuk melakukan pembayaran yang mendesak.
Dalam upaya untuk menurunkan suhu perdebatan, Bundesbank telah menjanjikan untuk menarik kembali dan memeriksa 150 ton emas dari luar dalam jangka waktu tiga tahun. Lebih lanjut, mereka menyebutkan bahwa mereka memiliki rencana untuk menghitung dan menimbang kembali batangan-batangan emas milik mereka di seluruh sembilan ruang penyimpanan ini-meskipun mereka belum menyebutkan kapan pastinya hal ini akan dilakukan.
Anggota dewan Bundesbank, Thiele, baru-baru ini berkunjung ke The Fed-NY di mana ia melihat ke balik pintu ruang besi itu. Dari itu ia membawa kabar baik untuk komite anggaran parlemen: “Di sana tidak ada kertas, hanya emas.”
Pejabat Bundesbank memahami dengan benar (dibanding para politikus Jerman) bahwa penarikan seluruh cadangan emas Jerman sebesar 1,536 ton akan menyebabkan runtuhnya kepercayaan kepada the Fed jika atau ketika the Fed gagal mengembalikannya (tentunya emas asli, bukan akal-akalan di mana batangan emas dicampur dengan tungsten-kasus yang dialami Bundesbank beberapa tahun yang lalu). Namun demikian, kepercayaan kepada the Fed dan Bank of England (yang juga mengalami kasus yang sama) telah banyak berkurang. Dan sekarang, seiring dengan semakin maraknya bank-bank sentral dunia yang melakukan penumpukan emas sebagai ganti cadangan US Dollar dan Euro yang nilainya semakin goyah, akan tiba saatnya ketika bank-bank sentral ini akan menuntut The Fed setiap gram dari emas yang mereka titipkan. Kejadian bagaimana the Fed mempersulit pejabat Bundesbank yang baru sekedar ingin melihat emas mereka memberi preseden yang menakutkan. Jangan-jangan emas yang dititipkan ini memang sudah tidak ada lagi? sumber; http://beritaprotes.com/kisah-emas-jerman-di-federal-reserve.html
Desakan bagi Bank Sentral Jerman(Bundesbank) untuk mengambil kembali 1.536 ton emas yang dititipkan ke Federal Reserve Bank-New York (the Fed-NY) semakin menguat seiring dengan keluarnya laporan dari Der Spiegel bahwa “Federal Reserve telah MENOLAK inspektorat/pengawas dari Jerman untuk sekedar melihat cadangan emas yang dititipkan tersebut-demi kelancaran proses penjagaan.”
Sebenarnya telah banyak diberitakan bahwa permintaan pengembalian dan/atau permintaan untuk mengaudit dari berbagai Bank Sentral negara-negara seperti Venezuela, Jerman, Swiss, dan Belanda membuat “panik” Bank Sentral Inggris (Bank of England) dan Bank Sentral AS (The Federal Reserve).
Laporan Der Spiegel menyebutkan bahwa seluruh cadangan emas Jerman (konon) masih tersimpan dengan aman lima lantai di bawah kantor The Fed-New York
“The Fed-New York masih menyimpan 1,536 ton cadangan emas Jerman,atau separuh dari seluruh cadangan Jerman. Sejumlah besar emas ini tersimpan di basement level 5 di gedung the Fed-NY di Liberty Street, 25 meter di bawah tanah, atau 15 meter di bawah permukaan laut. Menurut website the Fed-NY, ruang simpanan itu terletak di atas bedrock pulau Manhattan.”
The Fed-NY dilaporkan telah menolak permintaan Jerman untuk melihat simpanan emas mereka sendiri, dengan dalih ‘demi menjaga keamanan’ :
“Pengunjung diijinkan untuk memasuki ruang penyimpanan ini. Setelah turun menggunakan lift, mereka akan dapat berdiri di depan sebuah silinder baja raksasa seberat 140 ton yang berfungsi sebagai pintu bagi ruang penyimpanan itu. Namun bahkan para pemilik barang titipan tidak diijinkan untuk melihat emas yang mereka titipkan. Demikian uraian Kantor Audit Federal (Federal Audit Office). The Fed-NY menjelaskan bahwa alasan para pemilik ini tidak diijinkan untuk melihat barang yang mereka titipkan adalah demi kepentingan keamanan.”
Dari sembilan kamar yang disebutkan menyimpan cadangan emas Jerman, pejabat Jerman akhirnya hanya diijinkan untuk melihat sekilas beberapa batang emas di salah satu kamar tersebut pada tahun 2011:
“Akhirnya, setelah berulang-kali mengirimkan permintaan untuk melihat, pada tahun 2007 staf Bundesbank diijinkan untuk berkunjung ke fasilitas penyimpanan itu. Namun laporan menyebutkan bahwa mereka hanya diijinkan masuk ke ruang depan fasilitas penyimpanan tersebut.
Kemudian, auditor dari Bundesbank kembali berkunjung pada May 2011. Kali ini, hanya satu dari sembilan ruang penyimpanan yang dibuka untuk mereka lihat. Didalamnya tampak emas Jerman tertumpuk dengan rapih. Beberapa diambil sebagai sampel dan ditimbang. Namun hasil dari pengambilan sampel ini tidak dilaporkan-untuk menghargai the Federal Reserve Bank of New York.”
Beda dengan media mainstream AS, media Jerman memiliki keberanian untuk mempertanyakan apakah The Fed telah membawa kabur emas Jerman? Mereka mengaitkan keamanan cadangan emas Jerman ini dengan resiko runtuhnya uang kertas yang tidak dijamin dengan apapun (fiat-money):
“Perdebatan tentang ambruknya uang kertas/fiat-money kembali merebak. Bahkan ahli dari Partai Hijau, Gerhard Schick, turut serta dalam perdebatan ini ketika ia berkata: “Menurut saya, kekhawatiran bahwa apakah cadangan emas kita cukup dalam situasi darurat adalah kekhawatiran yang relevan.”
Tentunya, Bundesbank mengambil langkah untuk meredam kekhawatiran yang timbul di masyarakat Jerman. Thiele, salah satu anggota dewan Bundesbank, dengan nada meremehkan mengatakan bahwa ia telah menengok ke dalam salah satu ruang penyimpanan The Fed-NY dan “Ternyata didalamnya tidak ada kertas, hanya emas.” :
“Bundesbank juga menolak pandangan ini untuk alasan lain. Ia menyatakan bahwa emas sedianya adalah cadangan di saat darurat. Bila terjadi krisis runtuhnya nilai mata uang, para banker ini mengatakan bahwa emas dapat segera ditukar ke Poundsterling atau US Dollar di lokasi (maksudnya di New York, tempat emas ini disimpan) untuk kemudian segera digunakan untuk melakukan pembayaran yang mendesak.
Dalam upaya untuk menurunkan suhu perdebatan, Bundesbank telah menjanjikan untuk menarik kembali dan memeriksa 150 ton emas dari luar dalam jangka waktu tiga tahun. Lebih lanjut, mereka menyebutkan bahwa mereka memiliki rencana untuk menghitung dan menimbang kembali batangan-batangan emas milik mereka di seluruh sembilan ruang penyimpanan ini-meskipun mereka belum menyebutkan kapan pastinya hal ini akan dilakukan.
Anggota dewan Bundesbank, Thiele, baru-baru ini berkunjung ke The Fed-NY di mana ia melihat ke balik pintu ruang besi itu. Dari itu ia membawa kabar baik untuk komite anggaran parlemen: “Di sana tidak ada kertas, hanya emas.”
Pejabat Bundesbank memahami dengan benar (dibanding para politikus Jerman) bahwa penarikan seluruh cadangan emas Jerman sebesar 1,536 ton akan menyebabkan runtuhnya kepercayaan kepada the Fed jika atau ketika the Fed gagal mengembalikannya (tentunya emas asli, bukan akal-akalan di mana batangan emas dicampur dengan tungsten-kasus yang dialami Bundesbank beberapa tahun yang lalu). Namun demikian, kepercayaan kepada the Fed dan Bank of England (yang juga mengalami kasus yang sama) telah banyak berkurang. Dan sekarang, seiring dengan semakin maraknya bank-bank sentral dunia yang melakukan penumpukan emas sebagai ganti cadangan US Dollar dan Euro yang nilainya semakin goyah, akan tiba saatnya ketika bank-bank sentral ini akan menuntut The Fed setiap gram dari emas yang mereka titipkan. Kejadian bagaimana the Fed mempersulit pejabat Bundesbank yang baru sekedar ingin melihat emas mereka memberi preseden yang menakutkan. Jangan-jangan emas yang dititipkan ini memang sudah tidak ada lagi? sumber; http://beritaprotes.com/kisah-emas-jerman-di-federal-reserve.html
Senin, 18 Agustus 2014
Sejarah Uang Kertas Dari John Law Hingga Nixon
Adalah John Law seorang pelarian kriminal dari Scotland di tahun 1716
membuka cikal bakal Bank dengan nama Banque Generale atas ijin Duc
d’Orleans penguasa defacto di Prancis. Orang ini memperkenalkan uang
kertas Livre di Prancis yang kemungkinan besar idenya berasal dari
penggunaan check oleh pedagang-pedagang Arab sebagai bukti kepemilikan
uang. Meski check pedagang Arab ini tentu check yang memiliki backup
berupa emas atau perak.
Dan pada awalnya, mereka sadar bahwa emas dan perak merupakan komoditas berharga untuk menyimpan nilai kekayaan. Sehingga uang Livre yang dicetak selalu dibatasi dengan jumlah cadangan emas. Tetapi timbul ide di pikiran John Law, jika uang kertas tersebut bisa menggerakkan ekonomi dan memakmurkan negara (kerajaan, penguasa), kenapa tidak dicetak saja semaunya tanpa repot menyediakan emas sebagai basis pendukung. Akhirnya diwujudkan setelah memberi saran kepada Duc d’Orleans dengan argumen bahwa rakyat sudah percaya terhadap uang kertas dan cadangan emas sudah tidak diperlukan lagi. Disinilah titip manipulasi uang bermula.
Tahun 1719 peredaran Livre meningkat berlipat ganda. Suku bunga pinjaman yang rendah antara 1%-2% menyulut spekulasi dimana-mana termasuk di saham Mississipi Company – perusahaan yang dibawahi John Law. Terjadilah stock bubble dan credit bubble. Bisa diterka bahwa 1722 tahun kemudian Livre ambruk. Tapi John Law dan teman-temannya telah kaya karena telah memindahkan uang kertasnya dengan asset riil, istana, lukisan-lukisan dan perhiasan. John Law melarikan diri dari Prancis. Dia mati tahun 1729 dengan meninggalkan aset-aset riil. Walaupun dia mati tetapi idenya Law tetap hidup. Cerita John Law dan Mississipi Bubble ini sangat menarik karena cerita ini adalah sejarah hitam di bidang keuangana yang melibatkan pelarian kriminal (John Law), penguasa (Duc d’Orleans) dan para politikus (lingkungan kerajaan). Apakah ini mengingatkan anda pada sesuatu? hmmm…
Aliran pencinta uang disebut monetarism atau monetarisme. John Keynes dikenal juga sebagai salah seorang yang ide-idenya berpengaruh. Dalam menghadapi kelesuan ekonomi, kata Keynes, pemerintah perlu menstimulir dengan menginjeksikan liquiditas dan juga menggalakkan proyek-proyek pemerintah. Dalam bahasa awamnya: Kalian punya problem ekonomi? Cetak duit dan belanjakan!. Imam Semar pernah membuat sebuah pertanyaan, mungkin kita bisa juga membantu untuk menjawabnya:
Kemudian seperti John Law, Nixon tergoda untuk membuat check bodong atau dengan kata lain uang bodong. Apa yang terjadi kemudian ? Jendral Perancis Charles DeGaulle melihat ini sebagai hal yang buruk. Dia menyuruh pemerintah Prancis menukarkan cadangan USD ke emas segera pada tahun 1967. Banyak yang megikuti jejak DeGaulle, menukarkan cadangan dollarnya ke emas, dollar pun rush, seperti yang terjadi di tahun 1930an (juga pada kasus Mississipi Company, Livre & John Law di atas).
Akhirnya Nixon menutup pintu secara sepihak untuk penukaran dollar ke emas pada tahun 1971. Belanja Amerika Serikut tinggi untuk membiayai berbagai perang, mulai dari perang dingin, perang Arab-Israel (dari belakang) dan perang-perang lain di Amerika Selatan, defisitpun naik. Sehingga dalam masa 10 tahun berikutnya harga emas meroket dari $35/oz ke $875/oz sebelum turun lagi ke kisaran $260-$300/oz.
Karena standar emas ditinggalkan, sejak tahun 1971 jumlah uang yang dicetak dan kredit/hutang meningkat cepat dan cadangan devisa non-emas naik. Sampai tahun 1998 jumlahnya mencapai USD 1.4 Triliyun dari kurang USD 100 milyar di tahun 1971. Kebanyakan cadangan ini dalam bentuk USD dan US (treasury) bond. Pada saat tahun 2004 Jepang dan China adalah pemegang bond yang dikeluarkan oleh pemerintah US kurang lebih sebesar $ 2.2 triliyun. Candangan emas di banyak bank-bank sentral menjadi kecil porsinya. Kasus John Law terulang.
Dalam kasus Mississipi dan John Law, bubble meletus kira-kira 6 tahun sejak dimulainya program pencetakan uang kertas. Demikian pula dengan Weimar hyperinflasi 1918 – 1923, hanya 6 tahun. Bagaimana dengan dollar saat ini, bukankah sejak tahun 1971 sistem keuangan tidak lagi menggunakan emas. Sejak ditinggalkannya standar emas (perjanjian Bretton Woods), krisis ekonomi justru semakin sering terjadi di dunia ini. Krisis keuangan inflasi tinggi 1973-1980 di AS, di Argentina (1980-82, 1995), Chili (1981-1983), Brazil (1994-1996), Mexico (1994), Asia (1997-1998), Jepang (1992), Russia (1998), krisis High Tech di Nasdaq dan terakhir 2008 kemarin krisis terjadi dimana-mana.
Dengan terbukanya perdagangan antar bangsa dan penggunaan US Dollar sebagai uang internasional, krisis dapat ditunda. Illusi yang mendalam bahwa dollar adalah hard currency membuat akhir dari uang bodong bisa tertunda. Bagaimana akhirnya? kita simpan saja untuk para akademisi dan sejarah. Untuk kita yang penting ialah bagaimana menyelamatkan diri dari rencana jahat para bandit, penguasa dan politikus dengan menyimpan harta dalam bentuk asset riil, properti, tanah atau emas.sumber; http://investasiemas-id.com/sejarah-emas/sejarah-uang-dari-john-law-hingga-nixon-2/
Dan pada awalnya, mereka sadar bahwa emas dan perak merupakan komoditas berharga untuk menyimpan nilai kekayaan. Sehingga uang Livre yang dicetak selalu dibatasi dengan jumlah cadangan emas. Tetapi timbul ide di pikiran John Law, jika uang kertas tersebut bisa menggerakkan ekonomi dan memakmurkan negara (kerajaan, penguasa), kenapa tidak dicetak saja semaunya tanpa repot menyediakan emas sebagai basis pendukung. Akhirnya diwujudkan setelah memberi saran kepada Duc d’Orleans dengan argumen bahwa rakyat sudah percaya terhadap uang kertas dan cadangan emas sudah tidak diperlukan lagi. Disinilah titip manipulasi uang bermula.
Tahun 1719 peredaran Livre meningkat berlipat ganda. Suku bunga pinjaman yang rendah antara 1%-2% menyulut spekulasi dimana-mana termasuk di saham Mississipi Company – perusahaan yang dibawahi John Law. Terjadilah stock bubble dan credit bubble. Bisa diterka bahwa 1722 tahun kemudian Livre ambruk. Tapi John Law dan teman-temannya telah kaya karena telah memindahkan uang kertasnya dengan asset riil, istana, lukisan-lukisan dan perhiasan. John Law melarikan diri dari Prancis. Dia mati tahun 1729 dengan meninggalkan aset-aset riil. Walaupun dia mati tetapi idenya Law tetap hidup. Cerita John Law dan Mississipi Bubble ini sangat menarik karena cerita ini adalah sejarah hitam di bidang keuangana yang melibatkan pelarian kriminal (John Law), penguasa (Duc d’Orleans) dan para politikus (lingkungan kerajaan). Apakah ini mengingatkan anda pada sesuatu? hmmm…
Aliran pencinta uang disebut monetarism atau monetarisme. John Keynes dikenal juga sebagai salah seorang yang ide-idenya berpengaruh. Dalam menghadapi kelesuan ekonomi, kata Keynes, pemerintah perlu menstimulir dengan menginjeksikan liquiditas dan juga menggalakkan proyek-proyek pemerintah. Dalam bahasa awamnya: Kalian punya problem ekonomi? Cetak duit dan belanjakan!. Imam Semar pernah membuat sebuah pertanyaan, mungkin kita bisa juga membantu untuk menjawabnya:
Apakah kemakmuran itu bisa dicapai dengan mencetak kertas yang diberi angka dan /atau dengan berhutang ?, Jika benar maka dunia tentu sudah makmur dari dulu kala! Ekonomi di jaman Sukarno, Suharto telah jebol karena menggelembungan uang kertas dan kredit. US di tahun 1930an dan 1970an juga demikian.Perang Vietnam memberikan tekanan kuat pada ekonomi Amerika Serikat. Presiden Nixon tergoda untuk melakukan belanja negara lebih banyak lagi agar ekonomi bergerak. Dunia dan AS pada saat itu terikat dengan perjanjian Bretton Woods (bisa dibaca disini). Yang Intinya adalah bahwa negara-negara di dunia boleh menjadikan mata uang USD dan poundsterling sebagai cadanga devisanya sebagai pengganti emas. Dengan syarat AS dan Inggris akan mengontrol jumlah dollar dan poundnya sesuai dengan cadangan emas yang mereka miliki, ini artinya standard emas masih berlaku yang berarti uang saat itu tidak dicetak semaunya.
Kemudian seperti John Law, Nixon tergoda untuk membuat check bodong atau dengan kata lain uang bodong. Apa yang terjadi kemudian ? Jendral Perancis Charles DeGaulle melihat ini sebagai hal yang buruk. Dia menyuruh pemerintah Prancis menukarkan cadangan USD ke emas segera pada tahun 1967. Banyak yang megikuti jejak DeGaulle, menukarkan cadangan dollarnya ke emas, dollar pun rush, seperti yang terjadi di tahun 1930an (juga pada kasus Mississipi Company, Livre & John Law di atas).
Akhirnya Nixon menutup pintu secara sepihak untuk penukaran dollar ke emas pada tahun 1971. Belanja Amerika Serikut tinggi untuk membiayai berbagai perang, mulai dari perang dingin, perang Arab-Israel (dari belakang) dan perang-perang lain di Amerika Selatan, defisitpun naik. Sehingga dalam masa 10 tahun berikutnya harga emas meroket dari $35/oz ke $875/oz sebelum turun lagi ke kisaran $260-$300/oz.
Karena standar emas ditinggalkan, sejak tahun 1971 jumlah uang yang dicetak dan kredit/hutang meningkat cepat dan cadangan devisa non-emas naik. Sampai tahun 1998 jumlahnya mencapai USD 1.4 Triliyun dari kurang USD 100 milyar di tahun 1971. Kebanyakan cadangan ini dalam bentuk USD dan US (treasury) bond. Pada saat tahun 2004 Jepang dan China adalah pemegang bond yang dikeluarkan oleh pemerintah US kurang lebih sebesar $ 2.2 triliyun. Candangan emas di banyak bank-bank sentral menjadi kecil porsinya. Kasus John Law terulang.
Dalam kasus Mississipi dan John Law, bubble meletus kira-kira 6 tahun sejak dimulainya program pencetakan uang kertas. Demikian pula dengan Weimar hyperinflasi 1918 – 1923, hanya 6 tahun. Bagaimana dengan dollar saat ini, bukankah sejak tahun 1971 sistem keuangan tidak lagi menggunakan emas. Sejak ditinggalkannya standar emas (perjanjian Bretton Woods), krisis ekonomi justru semakin sering terjadi di dunia ini. Krisis keuangan inflasi tinggi 1973-1980 di AS, di Argentina (1980-82, 1995), Chili (1981-1983), Brazil (1994-1996), Mexico (1994), Asia (1997-1998), Jepang (1992), Russia (1998), krisis High Tech di Nasdaq dan terakhir 2008 kemarin krisis terjadi dimana-mana.
Dengan terbukanya perdagangan antar bangsa dan penggunaan US Dollar sebagai uang internasional, krisis dapat ditunda. Illusi yang mendalam bahwa dollar adalah hard currency membuat akhir dari uang bodong bisa tertunda. Bagaimana akhirnya? kita simpan saja untuk para akademisi dan sejarah. Untuk kita yang penting ialah bagaimana menyelamatkan diri dari rencana jahat para bandit, penguasa dan politikus dengan menyimpan harta dalam bentuk asset riil, properti, tanah atau emas.sumber; http://investasiemas-id.com/sejarah-emas/sejarah-uang-dari-john-law-hingga-nixon-2/
Kamis, 14 Agustus 2014
‘Second Bretton Woods’
www.kingworldnews.com/kingworldnews/KWN_DailyWeb/Entries/2013/3/7_China_Preparing_To_Impose_Bretton_Woods_II_Gold_Standard.html
Rabu, 13 Agustus 2014
Germany Has Recovered A Paltry 5 Tons Of Gold From The NY Fed After One Year
to repatriate 674 tons of gold from the New York Fed and the French
Central Bank, it had managed to transfer a paltry 37 tons. This amount
represents just 5% of the stated target, and was well below the 84 tons
that the Bundesbank would need to transport each year to collect the 674
tons ratably over the 8 year interval between 2013 and 2020. The
release of these numbers promptly angered Germans, and led to the rise
of numerous allegations that the reason why the transfer is taking so
long is that the gold simply is not in the possession of the offshore
custodians, having been leased, or worse, sold without any formal or
informal announcement. However, what will certainly not help mute
"conspiracy theorists" is today's update from today's edition of Die Welt, in which we learn that only a tiny 5 tons of gold were sent from the NY Fed. The rest came from Paris.
As Welt states, "Konnten die Amerikaner nicht mehr liefern, weil sie die bei der Federal Reserve of New York eingelagerten gut 1500 Tonnen längst verscherbelt haben?" Or, in English, did the US sell Germany's gold? Maybe. The official explanation was as follows: "The Bundesbank explained [the low amount of US gold] by saying that the transports from Paris are simpler and therefore were able to start quickly." Additionally, the Bundesbank had the "support" of the BIS "which has organized more gold shifts already for other central banks and has appropriate experience - only after months of preparation and safety could transports start with truck and plane." That would be the same BIS that in 2011 lent out a record 632 tons of gold...
Going back to the main explanation, we wonder: how exactly is a gold transport "simpler" because it originates in Paris and not in New York? Or does the NY Fed gold travel by car along the bottom of the Atlantic, and is French gold transported by a Vespa scooter out of the country?
Supposedly, there was another reason: "The bullion stored in Paris already has the elongated shape with beveled edges of the "London Good Delivery" standard. The bars in the basement of the Fed on the other hand have a previously common form. They will need to be remelted [to LGD standard]. And the capacity of smelters are just limited."
So... New York Fed-held gold is not London Good Delivery, and there is a bottleneck in remelting capacity? You don't say...
Furthermore, Welt goes on to "debunk" various "conspiracy websites" that the reason why the gold is being melted is not to cover up some shortage (and to scrap serial numbers), but that the gold is exactly the same gold as before. Finally, to silences all skeptics, the Bundesbank says that "there is no reason for complaint - the weight and purity of the gold bars were consistent with the books match." In conclusion, Welt reports that in 2014 "larger transport volumes" can be expected from New York: between 30 and 50 tons.
Here we would be remiss to not point out that the reason why the German people and the Bundesbank have every reason to be skeptical is that as Zero Hedge reported exclusively in November 2012, before the Buba's shocking repatriation announcement and was the reason for the escalation in lack of faith between central banks, it was the Fed and the Bank of England who in 1968 knowingly sent Germany "bad delivery" gold. Which is why we have a feeling that the pace of gold transportation will certainly not accelerate until such time as the German people much more vocally demand an immediate transit of all their gold held at the New York Fed: after all, it's there right - surely the Bundesbank can be trusted to melt the gold (if any exists of course) into London Good Delivery or whatever format it wants.
Unless of course, the gold isn't there...
From November 9, 2012:
Bank Of England To The Fed: "No Indication Should, Of Course, Be Given To The Bundesbank..."
Over the past several years, the German people, for a variety of justified reasons, have expressed a pressing desire to have their central bank perform a test, verification, validation or any other assay, of the official German gold inventory, which at 3,395 tonnes is the second highest in the world, second only to the US. We have italicized the word official because this representation is merely on paper: the problem arises because no member of the general population, or even elected individuals, have been given access to observe this gold. The problem is exacerbated when one considers that a majority of the German gold is held offshore, primarily in the vaults of the New York Fed, and at the Bank of England - the two historic centers of central banking activity in the post World War 2 world.
Recently, the topic of German gold resurfaced following the disclosure that early on in the Eurozone creation process, the Bundesbank secretly withdrew two-thirds of its gold, or 940 tons, from London in 2000, leaving just 500 tons with the Bank of England. As we made it very clear, what was most odd about this event, is that the Bundesbank did something it had every right to do fully in the open: i.e., repatriate what belongs to it for any number of its own reasons - after all the German central bank is only accountable to its people (or so the myth goes), in deep secrecy. The question was why it opted for this stealthy transfer.
This immediately prompted rampant speculation within various media outlets, the most fanciful of which, of course, being that the Bundesbank never had any gold to begin with and has been masking the absence all along. The problem with such speculation is that, while it may be 100% correct and accurate, there has been not a shred of hard evidence to prove it. As a result, it is merely relegated to the echo chamber periphery of "serious media" whose inhabitants are already by and large convinced that all gold in the world is tungsten, lack of actual evidence to validate such a claim be damned (just like a chart of gold spiking or plunging is not evidence that a central bank signed the trade ticket, ordering said move), and in the process delegitimizing any fact-based investigations that attempt to debunk, using hard evidence, the traditional central banker narrative that the gold is there and accounted for.
And hard evidence, or better yet a paper trail of inconsistencies, is absolutely paramount when juxtaposing the two most powerful forces of our times: i) the central banking-led status quo (which is de facto the banker-led oligarchy whose primary purpose in the past several centuries has been to accumulate as much as possible of the hard asset-based fruits of people's labor, who toil in exchange for "money" created out of thin air - a process which could be described as not quite voluntary slavery, but the phrase would certainly suffice), and ii) "everyone else", especially when "everyone else" still believes in the supremacy of democratic forces, accountability, and an impartial legal system (three pillars of modern society which over the past 4 years we have experienced time and again have been nothing but mirages). Because without hard evidence, not only is the case of the people against central bankers non-existent, even if conducted in a kangaroo court co-opted by the banker-controlled status quo, it becomes laughable with every iteration of progressively more unsubstantiated accusations against the central banking cartels.
Finally, when it comes to cold, hard facts, which expose central banks in misdeed, even the great central banks have to be silent silent, as otherwise the overt perversion of justice will blow up the mirage that modern society lives in a democratic, laws-based world will be torn upside down.
And while others engage in click-baiting using grotesque hypotheses of grandure without any actual investigation, reporting or error and proof-checking to build up hype and speculation, which promptly fizzles and in the process desensitizes the general public and those actually undecided and/or on the fences about what truly goes on behind the scenes, Zero Hedge travelled (metaphorically) in space - to London, or specifically the Bank of England Archives - and in time, to May 1968 to be precise.
While there we dug up a certain memo, coded C43/323 in the BOE archives, official title "GOLD AND FOREIGN EXCHANGE OFFICE FILE: FEDERAL RESERVE BANK OF NEW YORK (FRBNY) - MISCELLANEOUS", dated May 31, 1968, written by a certain Mr. Robeson addressed to the BOE's Roy Bridge as well as its Chief Cashier, and whose ultimate recipient is Charles Coombs who at the time was the manager of the open market account at the Fed, responsible for Fed operations in the gold and FX markets.
This memo, more than any of the other spurious and speculative accusation about Buba's golden hoard, should disturb German citizens, and of course the Bundesbank (assuming it was not already aware of its contents), as the memo lays out, without any shadow of doubt, that the BOE and the Fed, effectively conspired to feed the Bundesbank due gold bars that were of substantially subpar quality on at least one occasion in the period during the Bretton-Woods semi-gold standard (which ended with Nixon in August 1971).
The facts:
At least two central banks have conspired on at least one occasion to provide the Bundesbank with what both banks knew was "bad delivery" gold - the convertible reserve currency under the Bretton Woods system, or in other words, to defraud - amounting to 172 bars. The "bad delivery" occured even as official gold refiners had warned that the quality of gold emanating from the US Assay Office was consistently below standard, and which both the BOE and the Fed were aware of. Instead of addressing the issue of declining gold quality and purity, the banks merely covered up the refiners' complaints
It is this that the Bundesbank, the German government, and the German people should be focusing on. If in the process this means completely ridiculing the Buba's "she doth protest too much" defense strategy that what is happening in the media is a "phantom debate" as per Andreas Dobret's recent words, so be it. In fact, one may be well advised to ignore anything Buba has said on this matter, because in attempting to hyperbolize the matter out of irrelevancy, the Buba is now cornered and will have no choice now but to explain just what the true gold content of the gold even in its possession is, let alone that which is allocated to the Buba account 50 feet below sea level, underneath the infamous building on Liberty 33.
Full May 1968 memo from the BOE to the NY Fed: highlights ours:
As to the remaining relevant facts: the US ran out of good delivery gold in March 1968 and only had coin bars remaining. Which is why it closed the gold pool and went to a two-tier price system. The Bundesbank went on to cover some of the outstanding gold debts of the Fed to the gold pool. Subsequently, the US then did several deals with the BOC to get a substantial amount of gold to pay back the Bundesbank which was sent over to England from March until June 1968. One can, again, only speculate on the quality of said gold. The Fed then created unsettled accounts to account for these transfers between itself and the Buba.
In light of the above facts and evidence, one can see why the Buba is doing all in its power to avoid the spotlight being shone on the purity of its gold inventory: after all the last thing the German central banks would want is someone to go through the publicly available archived literature, to put two and two together, and figure out that it does not take one massive "rehypothecation" (see "to Corzine") event for German gold credibility to be impaired: all it takes is death from a thousand micro dilutions over the decades to get the same end result. Because chipping away one ounce here, one ounce there for years and years and years, ultimately adds up to a lot.
We eagerly look forward to the Buba's next iteration of self-defense. We can only hope that this one does not include a reference to a "phantom debate", to "East German terrorist Simon Gruber" or to Goldfinger, as it will merely further destroy any remaining credibility the Bundesbank may have left in this, or any other, matter.sumber; http://www.zerohedge.com/news/2014-01-19/germany-has-recovered-paltry-5-tons-gold-ny-fed-after-one-year
As Welt states, "Konnten die Amerikaner nicht mehr liefern, weil sie die bei der Federal Reserve of New York eingelagerten gut 1500 Tonnen längst verscherbelt haben?" Or, in English, did the US sell Germany's gold? Maybe. The official explanation was as follows: "The Bundesbank explained [the low amount of US gold] by saying that the transports from Paris are simpler and therefore were able to start quickly." Additionally, the Bundesbank had the "support" of the BIS "which has organized more gold shifts already for other central banks and has appropriate experience - only after months of preparation and safety could transports start with truck and plane." That would be the same BIS that in 2011 lent out a record 632 tons of gold...
Going back to the main explanation, we wonder: how exactly is a gold transport "simpler" because it originates in Paris and not in New York? Or does the NY Fed gold travel by car along the bottom of the Atlantic, and is French gold transported by a Vespa scooter out of the country?
Supposedly, there was another reason: "The bullion stored in Paris already has the elongated shape with beveled edges of the "London Good Delivery" standard. The bars in the basement of the Fed on the other hand have a previously common form. They will need to be remelted [to LGD standard]. And the capacity of smelters are just limited."
So... New York Fed-held gold is not London Good Delivery, and there is a bottleneck in remelting capacity? You don't say...
Furthermore, Welt goes on to "debunk" various "conspiracy websites" that the reason why the gold is being melted is not to cover up some shortage (and to scrap serial numbers), but that the gold is exactly the same gold as before. Finally, to silences all skeptics, the Bundesbank says that "there is no reason for complaint - the weight and purity of the gold bars were consistent with the books match." In conclusion, Welt reports that in 2014 "larger transport volumes" can be expected from New York: between 30 and 50 tons.
Here we would be remiss to not point out that the reason why the German people and the Bundesbank have every reason to be skeptical is that as Zero Hedge reported exclusively in November 2012, before the Buba's shocking repatriation announcement and was the reason for the escalation in lack of faith between central banks, it was the Fed and the Bank of England who in 1968 knowingly sent Germany "bad delivery" gold. Which is why we have a feeling that the pace of gold transportation will certainly not accelerate until such time as the German people much more vocally demand an immediate transit of all their gold held at the New York Fed: after all, it's there right - surely the Bundesbank can be trusted to melt the gold (if any exists of course) into London Good Delivery or whatever format it wants.
Unless of course, the gold isn't there...
From November 9, 2012:
Bank Of England To The Fed: "No Indication Should, Of Course, Be Given To The Bundesbank..."
Over the past several years, the German people, for a variety of justified reasons, have expressed a pressing desire to have their central bank perform a test, verification, validation or any other assay, of the official German gold inventory, which at 3,395 tonnes is the second highest in the world, second only to the US. We have italicized the word official because this representation is merely on paper: the problem arises because no member of the general population, or even elected individuals, have been given access to observe this gold. The problem is exacerbated when one considers that a majority of the German gold is held offshore, primarily in the vaults of the New York Fed, and at the Bank of England - the two historic centers of central banking activity in the post World War 2 world.
Recently, the topic of German gold resurfaced following the disclosure that early on in the Eurozone creation process, the Bundesbank secretly withdrew two-thirds of its gold, or 940 tons, from London in 2000, leaving just 500 tons with the Bank of England. As we made it very clear, what was most odd about this event, is that the Bundesbank did something it had every right to do fully in the open: i.e., repatriate what belongs to it for any number of its own reasons - after all the German central bank is only accountable to its people (or so the myth goes), in deep secrecy. The question was why it opted for this stealthy transfer.
This immediately prompted rampant speculation within various media outlets, the most fanciful of which, of course, being that the Bundesbank never had any gold to begin with and has been masking the absence all along. The problem with such speculation is that, while it may be 100% correct and accurate, there has been not a shred of hard evidence to prove it. As a result, it is merely relegated to the echo chamber periphery of "serious media" whose inhabitants are already by and large convinced that all gold in the world is tungsten, lack of actual evidence to validate such a claim be damned (just like a chart of gold spiking or plunging is not evidence that a central bank signed the trade ticket, ordering said move), and in the process delegitimizing any fact-based investigations that attempt to debunk, using hard evidence, the traditional central banker narrative that the gold is there and accounted for.
And hard evidence, or better yet a paper trail of inconsistencies, is absolutely paramount when juxtaposing the two most powerful forces of our times: i) the central banking-led status quo (which is de facto the banker-led oligarchy whose primary purpose in the past several centuries has been to accumulate as much as possible of the hard asset-based fruits of people's labor, who toil in exchange for "money" created out of thin air - a process which could be described as not quite voluntary slavery, but the phrase would certainly suffice), and ii) "everyone else", especially when "everyone else" still believes in the supremacy of democratic forces, accountability, and an impartial legal system (three pillars of modern society which over the past 4 years we have experienced time and again have been nothing but mirages). Because without hard evidence, not only is the case of the people against central bankers non-existent, even if conducted in a kangaroo court co-opted by the banker-controlled status quo, it becomes laughable with every iteration of progressively more unsubstantiated accusations against the central banking cartels.
Finally, when it comes to cold, hard facts, which expose central banks in misdeed, even the great central banks have to be silent silent, as otherwise the overt perversion of justice will blow up the mirage that modern society lives in a democratic, laws-based world will be torn upside down.
And while others engage in click-baiting using grotesque hypotheses of grandure without any actual investigation, reporting or error and proof-checking to build up hype and speculation, which promptly fizzles and in the process desensitizes the general public and those actually undecided and/or on the fences about what truly goes on behind the scenes, Zero Hedge travelled (metaphorically) in space - to London, or specifically the Bank of England Archives - and in time, to May 1968 to be precise.
While there we dug up a certain memo, coded C43/323 in the BOE archives, official title "GOLD AND FOREIGN EXCHANGE OFFICE FILE: FEDERAL RESERVE BANK OF NEW YORK (FRBNY) - MISCELLANEOUS", dated May 31, 1968, written by a certain Mr. Robeson addressed to the BOE's Roy Bridge as well as its Chief Cashier, and whose ultimate recipient is Charles Coombs who at the time was the manager of the open market account at the Fed, responsible for Fed operations in the gold and FX markets.
This memo, more than any of the other spurious and speculative accusation about Buba's golden hoard, should disturb German citizens, and of course the Bundesbank (assuming it was not already aware of its contents), as the memo lays out, without any shadow of doubt, that the BOE and the Fed, effectively conspired to feed the Bundesbank due gold bars that were of substantially subpar quality on at least one occasion in the period during the Bretton-Woods semi-gold standard (which ended with Nixon in August 1971).
The facts:
At least two central banks have conspired on at least one occasion to provide the Bundesbank with what both banks knew was "bad delivery" gold - the convertible reserve currency under the Bretton Woods system, or in other words, to defraud - amounting to 172 bars. The "bad delivery" occured even as official gold refiners had warned that the quality of gold emanating from the US Assay Office was consistently below standard, and which both the BOE and the Fed were aware of. Instead of addressing the issue of declining gold quality and purity, the banks merely covered up the refiners' complaints
It is this that the Bundesbank, the German government, and the German people should be focusing on. If in the process this means completely ridiculing the Buba's "she doth protest too much" defense strategy that what is happening in the media is a "phantom debate" as per Andreas Dobret's recent words, so be it. In fact, one may be well advised to ignore anything Buba has said on this matter, because in attempting to hyperbolize the matter out of irrelevancy, the Buba is now cornered and will have no choice now but to explain just what the true gold content of the gold even in its possession is, let alone that which is allocated to the Buba account 50 feet below sea level, underneath the infamous building on Liberty 33.
Full May 1968 memo from the BOE to the NY Fed: highlights ours:
To summarize: Bank of England discovers discrepancies with US Assay Office gold bars, notifies the NY Fed that its gold bars have major "bad delivery" issues, but, and this is the punchline, on this occasion, we'll keep it quiet, because the Bundesbank got these bars. This is merely one documented assay occasion: one can imagine that of the hundreds of thousands of gold bars in official circulation, the "good delivery" quality of bars outside of the US, and perhaps BOE, official holdings has progressively declined over the decades of Bretton Woods. One can also only imagine what has happened to all those "good delivery" bars currently held by the Fed as custodian at the NY Fed. Literally: imagine. Because there is no way to check what the real gold consistency of these gold bars is, and whether the refiners found ongoing future inconsistencies with "good delivery" standards of bars handed off to other "non-core" central banks. And, yes, without further evidence the above is merely speculation.MR. BRIDGE
THE CHIEF CASHIER
U.S. Assay Office Gold Bars
1. We have from time to time had occasion to draw the Americans’ attention of the poor standards of finish of U.S. Assay Office bars. In addition in 1961 we passed on to them comments from Johnson Matthey to the effect that spectrographic examination did not support the claimed assay on one bar they had so tested (although they would not by normal processes have challenged the assay) and that impurities in the bar included iron which caused some material to be retained on the sides of crucible after pouring.
2. Recently, Johnson Matthey have put 172 “bad delivery” U.S. Assay Office bars into good delivery form for account of the Deutsche Bundesbank. These bars formed part of recent shipments by the Federal Reserve Bank to provide gold in London in repayment of swaps with the Bundesbank. The out-turn of the re-melting showed a loss in fine ounces terms four times greater than the gross weight loss. Asked to comment Johnson Matthey have indicated verbally that:-
(a) the mixing of “melt” bars of differing assays in one “pot” could produce a result which might be a contributing factor to a heavier loss in fine weight but they did not think this would be substantial ;(b) a variation of .0001 in assay between different assayers is an extremely common phenomenon;(c) over a long period of years they had had experience of unsatisfactory U.S. assays
3. It is not, however, possible to say that the U.S. assays were at fault because Johnson Matthey did not test any of the individual bars before putting them into the pot.
4. The Federal Reserve Bank have informed the Bundesbank that adjustments for differences in weight and refining charges will be reimbursed by the U.S.Treasury.
5. No indication should, of course, be given to the Bundesbank, or any other central bank holder of U.S. bars, as to the refiner’s views on them. The peculiarity of the out-turn will be known to the Bundesbank: it has so far occasioned no comment.
6. We should draw the attention of the Federal to the discrepancy in this (and any similar subsequent such) result and add simply that the refiners have made no formal comment but have indicate that, although very small differences in assay are not uncommon, their experience with U.S. Assay Office bars has not been satisfactory.
7. We hold 3,909 U.S. Assay Office bars for H.M.T. in London (in addition to the New York holding of 8,630 bars). After the London gold market was reopened in 1954 we test assayed the bars of certain assayers to ensure that pre-war standards were being maintained. It might be premature to set up arrangements now for sample test assays of U.S. Assay Office bars but if it appeared likely that the present discontent of the refiners might crystalise into formal complain we should certainly need to do this. In the meantime I would recommend no further action.
31st May 1968
P.W.R.R.
As to the remaining relevant facts: the US ran out of good delivery gold in March 1968 and only had coin bars remaining. Which is why it closed the gold pool and went to a two-tier price system. The Bundesbank went on to cover some of the outstanding gold debts of the Fed to the gold pool. Subsequently, the US then did several deals with the BOC to get a substantial amount of gold to pay back the Bundesbank which was sent over to England from March until June 1968. One can, again, only speculate on the quality of said gold. The Fed then created unsettled accounts to account for these transfers between itself and the Buba.
In light of the above facts and evidence, one can see why the Buba is doing all in its power to avoid the spotlight being shone on the purity of its gold inventory: after all the last thing the German central banks would want is someone to go through the publicly available archived literature, to put two and two together, and figure out that it does not take one massive "rehypothecation" (see "to Corzine") event for German gold credibility to be impaired: all it takes is death from a thousand micro dilutions over the decades to get the same end result. Because chipping away one ounce here, one ounce there for years and years and years, ultimately adds up to a lot.
We eagerly look forward to the Buba's next iteration of self-defense. We can only hope that this one does not include a reference to a "phantom debate", to "East German terrorist Simon Gruber" or to Goldfinger, as it will merely further destroy any remaining credibility the Bundesbank may have left in this, or any other, matter.sumber; http://www.zerohedge.com/news/2014-01-19/germany-has-recovered-paltry-5-tons-gold-ny-fed-after-one-year
GERMANY VS AMERICA....
Bank Sentral Jerman, Bundesbank, akan menarik sebagian besar emas batangan yang disimpan di luar negeri pada masa Perang Dingin.
Dua pertiga dari cadangan emas Jerman dikirim ke Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat karena kekhawatiran akan diambil jika Uni Soviet menginvasi Jerman.
Sejumlah laporan menyebutkan dari sekitar 1.500 ton cadangan emas Jerman disimpan dalam bentuk emas batangan dan 450 ton berada di luar negeri dengan nilai sekitar U$120 miliar.Ribuan ton emas itu diperoleh Jerman Barat dari surplus perdagangan antara 1950 hingga 1960-an.
Bretton Woods.
Pada tahun 60-an, suplai dollar AS terus
meningkat menyebabkan dollar terdepresiasi terhadap mata uang asing.
Peningkatan suplai mata uang ini diperkirakan sebagai akibat pengeluaran
pemerintah AS yang terus meningkat kususnya untuk membiayai perang
Vietnam dan belanja program sosial Presiden Johnson.
Suplai
dolar yang meningkat juga menaikkan tingkat inflasi AS. Harga-harga
produk AS meningkat sehingga tidak bisa berkompetisi dengan produk
asing. Akibatnya volume impor lebih tinggi dari ekspor. Terjadilah
defisit perdagangan AS. Bagi mitra dagang AS, surplus dolar ternyata
juga menimbulkan masalah. Seorang profesor ekonomi di Yale University
yaitu Robert Triffin (asal Belgia) mengungkapkan hal ini dengan sebutan
dollar over hang. Ini terjadi ketika nilai dolar yang disimpan
sebagai cadangan devisa oleh negara-negara mitra AS, telah melampaui
nilai emas yang disimpan AS sebagai cadangan untuk setiap dolar yang
mereka cetak pada kurs 35 dolar per ons. Dolar over hang terjadi pada tahun 1960 dan semakin memburuk pada tahun-tahun sesudahnya.
Karena
melihat fakta memburuknya kondisi dolar, tantangan dan kritikan kepada
AS terus disampaikan khususnya oleh negara-negara yang menggunakan
reserve dolar secara dominan, seperti Prancis, Inggris dan Jerman.
Charles de Gaulle, presiden Prancis kelima, secara terbuka menyerang
eksistensi dolar dan mengundang negara-negara dunia lainnya untuk
menciptakan sistem moneter yang kembali kepada emas. De Gaulle ternyata
tidak main-main, ia mengapalkan dolar AS kembali ke Amerika dan meminta
untuk diganti dengan emas. Kemudian tahun 1965 ia memerintahkan Prancis
mengonversi 150 juta dolar AS ke dalam emas. Ia juga merencanakan untuk
menukarkan dolar dalam jumlah yang sama setelah yang pertama sukses.
Tindakan itu kemudian diikuti oleh Spanyol yang menukarkan 60 juta dolar
AS ke dalam emas.
Langkah ini jelas
sangat memukul Amerika Serikat. Simpanan emas mereka di Fort Knox,
berkurang drastis. Presiden Johnson segera mencari cara untuk
mengantisipasi gelombang penukaran dolar ke emas besar-besaran yang akan
membahayakan stabilitas dolar dan ekonomi negara mereka. Kongres
menyetujui proposalnya untuk mengurangi 25% emas yang dijadikan back up
dolar.
Sementara dolar over hang semakin
memburuh, Fed malah mencetak dolar lebih banyak untuk membiayai
pengeluaran dan belanja militer. Ini mengakibatkan dolar yang disimpan
sebagai cadangan devisa di luar AS meningkat drastis. Diperkirakan pada
tahun 1971 nilainya 50 milliar dolar AS dengan cadangan emas AS hanya
senilai 15 juta dolar AS. Inilah yang menyebabkan presiden Nixon
menyerah melempar handuk. Hingga akhirnya pada Agustus 1971 dia mencabut
konvertibilitas dolar, yang menandai berakhirnya sistem Bretton Woods.
Artinya mulai saat itu dolar diserahkan sepenuhnya kepada pasar dan
tidak lagi memiliki backup emas sama sekali. Gampangnya, pemerintah AS
tidak lagi melayani pihak mana pun yang hendak menukarkan dolarnya
dengan emas.
Dengan demikian lahirlah
rezim keuangan dunia yang didominasi oleh dolar AS dan siapapun yang
berada dibelakangnya. Dolar tidak lagi sebagai mata uang yang netral
seperti sebelumnya, karena tidak lagi dicadangkan emas. Ia sudah menjadi
alat yang bisa digunakan untuk eksploitasi, menjaga supremasi dan
superioritas AS atas negara-negara lain. Karena hanya negara AS yang
boleh mencetak dolar, sedangkan masyarakan dunia lainnya menyediakan
barang dan jasa yang bisa ditukar dengan dolar.
Selasa, 12 Agustus 2014
A First Glance At US Official Gold Reserves Audits
http://youtu.be/UBjUphXcJAE
Bundesbank hanya berhasil memulangkan hanya 37 dari 700 ton emas mereka yang ada di New York dan Paris ke Jerman. Padahal Bundesbank Jerman mengumumkan tahun lalu bahwa mereka akan memulangkan sebagian besar dari 700 ton emas yang disimpan oleh bank sentral asing, surat kabar Berlin Bild melaporkan kemarin bahwa hanya 37 ton telah dipulangkan sejauh ini.
Bundesbank Jerman berencana untuk menyimpan setengah cadangan emas nasional di brankas mereka sendiri pada tahun 2020. Ini berarti kembalinya 700 ton logam mulia tersebut dari Amerika Serikat dan Perancis. Bahkan pengambilan kembali itu melibatkan hanya 20 persen dari cadangan emas Jerman yang ada di Federal Reserve Bank of New York, dan memulangkan bahkan sebagian kecil saja akan membutuhkan tujuh tahun.
Total nilai 37 ton emas kembali diperkirakan mencapai 1,1 miliar euro, jelas kepala Bundesbank, Jens Weidemann kepada surat kabar Bild. Weidemann menjelaskan ini adalah bagian dari program untuk meningkatkan cadangan emas di Frankfurt, dan bukan karena keraguan tentang keamanan emas yang mereka miliki di Amerika dan Perancis.
“Cadangan emas negara akan disimpan di Frankfurt karena memiliki penyimpanan khusus dengan peralatan yang sesuai,” kata Carl-Ludwig Thiele, anggota dewan Bundesbank.
Setelah selesai, setengah dari cadangan emas republik federal, atau sekitar 3.400 ton akan disimpan di dalam negeri. Selama Perang Dingin karena takut invasi Soviet, pemerintah Jerman mengitim dua-pertiga dari cadangan emasnya ke Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.
Baru-baru ini, Bundesbank juga tengah dikritik karena tidak memegang cadangan emas-nya di Frankfurt, sehingga diputuskan bahwa sebagian harus dibawa kembali ke Jerman. Mengangkut emas akan menjadi operasi yang membutuhkan keamanan yang tinggi.
Bundesbank hanya berhasil memulangkan hanya 37 dari 700 ton emas mereka yang ada di New York dan Paris ke Jerman. Padahal Bundesbank Jerman mengumumkan tahun lalu bahwa mereka akan memulangkan sebagian besar dari 700 ton emas yang disimpan oleh bank sentral asing, surat kabar Berlin Bild melaporkan kemarin bahwa hanya 37 ton telah dipulangkan sejauh ini.
Bundesbank Jerman berencana untuk menyimpan setengah cadangan emas nasional di brankas mereka sendiri pada tahun 2020. Ini berarti kembalinya 700 ton logam mulia tersebut dari Amerika Serikat dan Perancis. Bahkan pengambilan kembali itu melibatkan hanya 20 persen dari cadangan emas Jerman yang ada di Federal Reserve Bank of New York, dan memulangkan bahkan sebagian kecil saja akan membutuhkan tujuh tahun.
Total nilai 37 ton emas kembali diperkirakan mencapai 1,1 miliar euro, jelas kepala Bundesbank, Jens Weidemann kepada surat kabar Bild. Weidemann menjelaskan ini adalah bagian dari program untuk meningkatkan cadangan emas di Frankfurt, dan bukan karena keraguan tentang keamanan emas yang mereka miliki di Amerika dan Perancis.
“Cadangan emas negara akan disimpan di Frankfurt karena memiliki penyimpanan khusus dengan peralatan yang sesuai,” kata Carl-Ludwig Thiele, anggota dewan Bundesbank.
Setelah selesai, setengah dari cadangan emas republik federal, atau sekitar 3.400 ton akan disimpan di dalam negeri. Selama Perang Dingin karena takut invasi Soviet, pemerintah Jerman mengitim dua-pertiga dari cadangan emasnya ke Inggris, Perancis dan Amerika Serikat.
Baru-baru ini, Bundesbank juga tengah dikritik karena tidak memegang cadangan emas-nya di Frankfurt, sehingga diputuskan bahwa sebagian harus dibawa kembali ke Jerman. Mengangkut emas akan menjadi operasi yang membutuhkan keamanan yang tinggi.
Kisah Para 'Pengikut' MMM
Bagi para 'pengikutnya', Manusia Membantu Manusia (MMM) merupakan
aktivitas yang menguntungkan. Bagaimana tidak, keuntungan yang mencapai
30% per bulan tentu membuat siapa saja tergiur.
"Awalnya ada tawaran program MMM ini buat investasi. Yang pasti begitu dibuka pertama ini investasi return fix 30% per bulan," kata seorang anggota MMM kepada detikFinance, Selasa (12/8/2014).
Untuk menjadi anggota, pria ini mengaku tidak bisa membuat langsung. "Ada web dari Sergey Mavrodi. Yang bikin nggak bisa gue langsung, tapi bisa pakai orang yang udah masang. Mungkin kalau dipasangin yang masang dapat 10% dari transaksi yang dipasang. Bentuknya seperti MLM (Multi Level Marketing)," tuturnya.
Seperti halnya MLM, lanjutnya, ada orang-orang yang bertindak sebagai manajer atau membawahi sejumlah anggota. "Ada manajer 10, ada manajer 100. Itu maksudnya kaki atau downline," ujarnya.
Jika pembayaran transfer macet, tambahnya, maka bisa dikonfirmasikan kepada si manajer. "Ini tanggung jawab manajer, kalau transaksi macet bisa protes ke manajer," katanya.
Pria ini tahu bahwa MMM merupakan aktivitas yang sangat berisiko. Maklum, ketika mengirim uang dia sama sekali tidak tahu siapa yang mendapatkannya. Ini karena pengiriman sudah diatur oleh sistem.
"Misalnya Rp 1 juta. Transfer uang ke rekening orang yang nggak dikenal. Kalau sudah tinggal dikonfirmasi," katanya.Hingga saat ini, dia mengatakan bakal sulit bagi otoritas untuk mengganjal MMM. "Ini nggak jelas orang-orangnya. Susah nyegatnya," tegas dia.
Salah satu pengikut MMM dari Bandung, punya trik tersendiri supaya perputaran uangnya aman. Ia sendiri sudah tahu bahwa sistem 'investasi' semacam ini tidak akan bertahan lama sehingga tidak aman menaruh uang dalam jumlah besar.
Awalnya, pria berperawakan tinggi besar ini mencoba menyimpang uang sebesar Rp 5 juta setelah diberitahu temannya soal MMM. Satu bulan kemudian, ia dapat untung Rp 1,5 juta alias 30% dari uang yang ia simpan.
Total uang sebanyak Rp 6,5 juta tersebut ia cairkan terlebih dahulu. Bulan berikutnya ia taruh lagi uang Rp 5 juta dan dapat keuntungan Rp 1,5 juta.
Setelah tiga bulan berselang, ia mulai memutarkan uang hasil keuntungan tanpa memakai modal awal yang sebesar Rp 5 juta tersebut.
"Jadi kalau suatu saat tidak lagi dapat keuntungan, ya tidak masalah. Kan sekarang (uang) yang diputar hasil keuntungan tadi. Modal yang Rp 5 juta sudah balik," ujar pria yang berdomisili di Bandung Utara ini.
Pria beranak satu ini sudah mulai gabung jadi partisipan MMM kira-kira sejak tahun lalu. Sampai sekarang ia memprediksi sudah meraup keuntungan hingga Rp 20 juta.
Ia tidak ingin banyak-banyak dalam menyimpan uang di skema MMM ini. Pasalnya, kata dia, terlalu banyak uang yang disimpan maka risikonya juga terlalu besar. Apalagi ia sadar dalam skema ini uang yang disimpan bisa hilang begitu saja.
"Bisa (hilang), bisa bulan pertama langsung habis," tambahnya.
Ia pun berniat mulai mengurangi setoran MMM-nya menjadi hanya Rp 1 juta per bulan mulai Desember mendatang. "Jadi nothing to lose, kalau memang hilang ya sudah ikhlas," tutupnya.Sumber; http://finance.detik.com/read/2014/08/12/143758/2659956/5/2/kisah-para-pengikut-mmm
"Awalnya ada tawaran program MMM ini buat investasi. Yang pasti begitu dibuka pertama ini investasi return fix 30% per bulan," kata seorang anggota MMM kepada detikFinance, Selasa (12/8/2014).
Untuk menjadi anggota, pria ini mengaku tidak bisa membuat langsung. "Ada web dari Sergey Mavrodi. Yang bikin nggak bisa gue langsung, tapi bisa pakai orang yang udah masang. Mungkin kalau dipasangin yang masang dapat 10% dari transaksi yang dipasang. Bentuknya seperti MLM (Multi Level Marketing)," tuturnya.
Seperti halnya MLM, lanjutnya, ada orang-orang yang bertindak sebagai manajer atau membawahi sejumlah anggota. "Ada manajer 10, ada manajer 100. Itu maksudnya kaki atau downline," ujarnya.
Jika pembayaran transfer macet, tambahnya, maka bisa dikonfirmasikan kepada si manajer. "Ini tanggung jawab manajer, kalau transaksi macet bisa protes ke manajer," katanya.
Pria ini tahu bahwa MMM merupakan aktivitas yang sangat berisiko. Maklum, ketika mengirim uang dia sama sekali tidak tahu siapa yang mendapatkannya. Ini karena pengiriman sudah diatur oleh sistem.
"Misalnya Rp 1 juta. Transfer uang ke rekening orang yang nggak dikenal. Kalau sudah tinggal dikonfirmasi," katanya.Hingga saat ini, dia mengatakan bakal sulit bagi otoritas untuk mengganjal MMM. "Ini nggak jelas orang-orangnya. Susah nyegatnya," tegas dia.
Salah satu pengikut MMM dari Bandung, punya trik tersendiri supaya perputaran uangnya aman. Ia sendiri sudah tahu bahwa sistem 'investasi' semacam ini tidak akan bertahan lama sehingga tidak aman menaruh uang dalam jumlah besar.
Awalnya, pria berperawakan tinggi besar ini mencoba menyimpang uang sebesar Rp 5 juta setelah diberitahu temannya soal MMM. Satu bulan kemudian, ia dapat untung Rp 1,5 juta alias 30% dari uang yang ia simpan.
Total uang sebanyak Rp 6,5 juta tersebut ia cairkan terlebih dahulu. Bulan berikutnya ia taruh lagi uang Rp 5 juta dan dapat keuntungan Rp 1,5 juta.
Setelah tiga bulan berselang, ia mulai memutarkan uang hasil keuntungan tanpa memakai modal awal yang sebesar Rp 5 juta tersebut.
"Jadi kalau suatu saat tidak lagi dapat keuntungan, ya tidak masalah. Kan sekarang (uang) yang diputar hasil keuntungan tadi. Modal yang Rp 5 juta sudah balik," ujar pria yang berdomisili di Bandung Utara ini.
Pria beranak satu ini sudah mulai gabung jadi partisipan MMM kira-kira sejak tahun lalu. Sampai sekarang ia memprediksi sudah meraup keuntungan hingga Rp 20 juta.
Ia tidak ingin banyak-banyak dalam menyimpan uang di skema MMM ini. Pasalnya, kata dia, terlalu banyak uang yang disimpan maka risikonya juga terlalu besar. Apalagi ia sadar dalam skema ini uang yang disimpan bisa hilang begitu saja.
"Bisa (hilang), bisa bulan pertama langsung habis," tambahnya.
Ia pun berniat mulai mengurangi setoran MMM-nya menjadi hanya Rp 1 juta per bulan mulai Desember mendatang. "Jadi nothing to lose, kalau memang hilang ya sudah ikhlas," tutupnya.Sumber; http://finance.detik.com/read/2014/08/12/143758/2659956/5/2/kisah-para-pengikut-mmm
Hari Libur Bursa Amerika Serikat (New York Stock Exchange) 2014
Tanggal | Hari | Keterangan |
---|---|---|
01-Januari | Selasa | New Year’s Day |
20-Januari | Senin | Martin Luther King, Jr. Day |
17-Februari | Senin | Washington’s Birthday/Presidents’ Day (observed) |
18-April | Jumat | Good Friday |
26-Mei | Senin | Memorial Day |
04-Jul* | Jumat | Independence Day |
01-September | Senin | Labor Day |
27-Nopember* | Kamis | Thanksgiving Day |
25-Desember* | Kamis | Christmas Day |
Senin, 11 Agustus 2014
Selasa, 05 Agustus 2014
KEPASTIAN...
Kerja di perusahaan yg gak jelas hanya buang2 waktu,gerak cepat selamatkan masa depan diri sebelum terlanjur hancur
Langganan:
Postingan (Atom)