• Emas sempat anjlok hingga 2% dalam volume perdagangan yang sangat tinggi, menembus level teknis penting seiring kekhawatiran investor mengenai potensi gagal bayar Yunani. Emas anjlok dibawah level moving average 200‐hariannya untuk pertama kali sejak pertengahan Januari silam, mengikuti pelemahan bursa ekuitas global seiring berkembangnya kekhawatiran mengenai kemungkinan gagalnya program bond swap antara kreditur swasta dengan pemerintah Yunani.
• Namun demikian, sebagian analis juga menilai emas masih berpotensi menguat seiring fundamental outlook emas yang masih mendukung proyeksi penguatan, disamping posisi level teknis yang sudah oversold. Para investor masih terbayangi pelemahan tajam emas pada pertengahan pekan silam, dimana emas sempat anjlok 5% dalam satu sesi setelah sinyal dari The Fed bahwa bank sentral Amerika tersebut belum akan mengambil kebijakan quantitative easing dalam jangka waktu dekat.
• Turut menekan sentiment terhadap emas adalah data penurunan impor emas Cina dari Hong Kong, yang turun 15% pada periode Januari disbanding bulan sebelumnya. Hal ini merefleksikan rendahnya penjualan setelah emas sempat menguat mendekati level 1800 USD per troy ounce.
• Hingga akhir sesi New York, emas tercatat melemah 1,85% ke 1673.70 USD per troy ounce. Sedangkan harga perak tercatat anjlok 3,15% ke 32.89 USD per ounce. Volume perdagangan emas mencapai 25% diatas rata‐rata perdagangan harian dalam kurun 30‐hari terakhir.
• Harga minyak dunia melemah pada sesi Selasa tertekan rilis data ekonomi zona eropa yang kurang menggembirakan, menaikkan kekhawatiran akan lemahnya permintaan untuk bahan bakar dari kawasan tersebut. Turut menekan kinerja minyak adalah berita bahwa negara‐negara terkemuka dunia menerima proposal Iran untuk melakukan pembicaraan berkaitan dengan program nuklirnya, kondisi yang kemudian meredakan kekhawatiran akan prospek berkurangnya pasokan minyak dunia.
• Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni‐Eropa yang juga merepresentasikan 6‐negara terkemuka dunia, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, Inggris dan Jerman, menerima permintaan negosiasi dari pihak Iran untuk kembali menggelar pertemuan guna mendiskusikan program nuklir pemerintah Teheran. Iran disebut‐sebut juga akan memberikan akses kepada lembaga PBB yang menangani masalah nuklir – International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk memasuki kawasan militer Parchin yang sebelumnya tidak bisa dijangkau lembaga tersebut, dan memancing kamarahan barat terhadap Iran.
• Secara umum, kinerja minyak mengikuti pelemahan euro dan bursa ekuitas global lain yang memperoleh tekanan dari kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global, serta munculnya ketidakpastian berkaitan dengan partisipasi investor swasta dalam restrukturisasi hutang Yunani yang mengancam Yunani akan terpuruk dalam kondisi gagal bayar.
• Minyak jenis Brent Crude melemah 1,82 USD ke 121.98 USD per barel. Sedangkan minyak jenis US Crude turun 2,02 USD ke 104 USD per barel setelah sempat anjlok ke level 104.51 USD per barel.
• Volume perdagangan minyak Brent mencapai 25% diatas rata‐rata perdagangan harian dalam kurun 30‐hari terakhir, sementara volume perdagangan minyak US Crude 3% diatas rata‐rata perdagangan harian dalam kurun 30‐hari terakhir.
• Sementara itu berdasarkan laporan dari American Petroleum Institute, cadangan minyak Amerika meningkat 4,6 juta barel dalam sepekan terakhir. Data ini mengungguli ekspektasi yang sebelumnya hanya memprediksi kenaikan sebesar 800.000 barel saja.
• Namun demikian, sebagian analis juga menilai emas masih berpotensi menguat seiring fundamental outlook emas yang masih mendukung proyeksi penguatan, disamping posisi level teknis yang sudah oversold. Para investor masih terbayangi pelemahan tajam emas pada pertengahan pekan silam, dimana emas sempat anjlok 5% dalam satu sesi setelah sinyal dari The Fed bahwa bank sentral Amerika tersebut belum akan mengambil kebijakan quantitative easing dalam jangka waktu dekat.
• Turut menekan sentiment terhadap emas adalah data penurunan impor emas Cina dari Hong Kong, yang turun 15% pada periode Januari disbanding bulan sebelumnya. Hal ini merefleksikan rendahnya penjualan setelah emas sempat menguat mendekati level 1800 USD per troy ounce.
• Hingga akhir sesi New York, emas tercatat melemah 1,85% ke 1673.70 USD per troy ounce. Sedangkan harga perak tercatat anjlok 3,15% ke 32.89 USD per ounce. Volume perdagangan emas mencapai 25% diatas rata‐rata perdagangan harian dalam kurun 30‐hari terakhir.
• Harga minyak dunia melemah pada sesi Selasa tertekan rilis data ekonomi zona eropa yang kurang menggembirakan, menaikkan kekhawatiran akan lemahnya permintaan untuk bahan bakar dari kawasan tersebut. Turut menekan kinerja minyak adalah berita bahwa negara‐negara terkemuka dunia menerima proposal Iran untuk melakukan pembicaraan berkaitan dengan program nuklirnya, kondisi yang kemudian meredakan kekhawatiran akan prospek berkurangnya pasokan minyak dunia.
• Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni‐Eropa yang juga merepresentasikan 6‐negara terkemuka dunia, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, Inggris dan Jerman, menerima permintaan negosiasi dari pihak Iran untuk kembali menggelar pertemuan guna mendiskusikan program nuklir pemerintah Teheran. Iran disebut‐sebut juga akan memberikan akses kepada lembaga PBB yang menangani masalah nuklir – International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk memasuki kawasan militer Parchin yang sebelumnya tidak bisa dijangkau lembaga tersebut, dan memancing kamarahan barat terhadap Iran.
• Secara umum, kinerja minyak mengikuti pelemahan euro dan bursa ekuitas global lain yang memperoleh tekanan dari kekhawatiran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi global, serta munculnya ketidakpastian berkaitan dengan partisipasi investor swasta dalam restrukturisasi hutang Yunani yang mengancam Yunani akan terpuruk dalam kondisi gagal bayar.
• Minyak jenis Brent Crude melemah 1,82 USD ke 121.98 USD per barel. Sedangkan minyak jenis US Crude turun 2,02 USD ke 104 USD per barel setelah sempat anjlok ke level 104.51 USD per barel.
• Volume perdagangan minyak Brent mencapai 25% diatas rata‐rata perdagangan harian dalam kurun 30‐hari terakhir, sementara volume perdagangan minyak US Crude 3% diatas rata‐rata perdagangan harian dalam kurun 30‐hari terakhir.
• Sementara itu berdasarkan laporan dari American Petroleum Institute, cadangan minyak Amerika meningkat 4,6 juta barel dalam sepekan terakhir. Data ini mengungguli ekspektasi yang sebelumnya hanya memprediksi kenaikan sebesar 800.000 barel saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar