Kamis, 03 Desember 2015
ECB vs THE FED
Tgl 3 Desember ECB umumkan suku bunga eropa dan kemungkinan tambahan stimulus eropa di mulai,Tgl 17 Desember THE FED umumkan kemungkinan waktu untuk kenaikan suku bunga.jika ke dua hal tsb terjadi maka USD akan melambung 2x lipat,apa efeknya? KRISMON 2016....
Jumat, 30 Oktober 2015
FOMC belum pastikan kapan naik suku bunga
Release Date: October 28, 2015
For immediate release
Information received since the Federal Open Market Committee met in September suggests that economic activity has been expanding at a moderate pace. Household spending and business fixed investment have been increasing at solid rates in recent months, and the housing sector has improved further; however, net exports have been soft. The pace of job gains slowed and the unemployment rate held steady. Nonetheless, labor market indicators, on balance, show that underutilization of labor resources has diminished since early this year. Inflation has continued to run below the Committee's longer-run objective, partly reflecting declines in energy prices and in prices of non-energy imports. Market-based measures of inflation compensation moved slightly lower; survey-based measures of longer-term inflation expectations have remained stable.Consistent with its statutory mandate, the Committee seeks to foster maximum employment and price stability. The Committee expects that, with appropriate policy accommodation, economic activity will expand at a moderate pace, with labor market indicators continuing to move toward levels the Committee judges consistent with its dual mandate. The Committee continues to see the risks to the outlook for economic activity and the labor market as nearly balanced but is monitoring global economic and financial developments. Inflation is anticipated to remain near its recent low level in the near term but the Committee expects inflation to rise gradually toward 2 percent over the medium term as the labor market improves further and the transitory effects of declines in energy and import prices dissipate. The Committee continues to monitor inflation developments closely.
To support continued progress toward maximum employment and price stability, the Committee today reaffirmed its view that the current 0 to 1/4 percent target range for the federal funds rate remains appropriate. In determining whether it will be appropriate to raise the target range at its next meeting, the Committee will assess progress--both realized and expected--toward its objectives of maximum employment and 2 percent inflation. This assessment will take into account a wide range of information, including measures of labor market conditions, indicators of inflation pressures and inflation expectations, and readings on financial and international developments. The Committee anticipates that it will be appropriate to raise the target range for the federal funds rate when it has seen some further improvement in the labor market and is reasonably confident that inflation will move back to its 2 percent objective over the medium term.
The Committee is maintaining its existing policy of reinvesting principal payments from its holdings of agency debt and agency mortgage-backed securities in agency mortgage-backed securities and of rolling over maturing Treasury securities at auction. This policy, by keeping the Committee's holdings of longer-term securities at sizable levels, should help maintain accommodative financial conditions.
When the Committee decides to begin to remove policy accommodation, it will take a balanced approach consistent with its longer-run goals of maximum employment and inflation of 2 percent. The Committee currently anticipates that, even after employment and inflation are near mandate-consistent levels, economic conditions may, for some time, warrant keeping the target federal funds rate below levels the Committee views as normal in the longer run.
Voting for the FOMC monetary policy action were: Janet L. Yellen, Chair; William C. Dudley, Vice Chairman; Lael Brainard; Charles L. Evans; Stanley Fischer; Dennis P. Lockhart; Jerome H. Powell; Daniel K. Tarullo; and John C. Williams. Voting against the action was Jeffrey M. Lacker, who preferred to raise the target range for the federal funds rate by 25 basis points at this meeting.
Sumber; http://www.federalreserve.gov/newsevents/press/monetary/20151028a.htm
Intinya; FOMC belum pastikan waktu naikin suku bunga,respon market yg rancu krn mengira PASTI desember 2015,dalam pernyataan resmi The Fed di atas hanya akan membahas besaran suku bunga yg akan ditentukan pada meeting tgl 15-16 desember 2015 Di perkirakan hanya 0,25% kenaikan awal suku bunga amrik..
Jumat, 23 Oktober 2015
Jumat, 16 Oktober 2015
Finally, The answer will Come
CNBC NEWS; Inflasi amrik bulan ini naik 0,2% menjadi 1,9% mendekati
target The fed 2%.juga di tunjang data pengangguran amrik yg turun
drastis (terendah sejak 1973).hal ini membuka peluang kenaikan suku
bunga amrik secepatnya tgl 30 oktober ini atau tgl 17 desember,sementara
itu ECB berencana tambah stimulus eropa desember ini.USD akan melambung
lebih tinggi lagi daripada sebelumnya....
Kamis, 08 Oktober 2015
29 oktober FOMC PERS CONFERENCE..
KETIDAK JELASAN kapan amrik naikin suku bunga membuat USD terkoreksi cukup jauh ke Rp 13.800/usd hari ini namun kemungkinan rebound sangat terbuka tergantung hasil meeting FOMC tgl 29 oktober 2015 nanti
Jumat, 18 September 2015
Kamis, 17 September 2015
THE FINAL COUNT DOWN...
Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengaku sedang menantikan keputusan The Fed. Namun dia berharap The Fed jadi menaikan suku bunga acuannya.
"Kalau saya pribadi berharap akan naikan suku bunganya agar tidak ada lagi ketidakpastian, menjadi pasti," ujarnya di Graha CIMB Niaga Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Menurut Budi, dengan dinaikkannya suku bunga di AS bisa memberikan kepastian bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya seluruh investor selama ini bersikap labil dikarenakan ancaman kenaikan suku bunga The Fed.
"Lebih cepat lebih baik, soal ketidakpastian sudah selesai. Capital market selalu lebih dahulu antisipasi jika suku bunga naik, baik di bond dan equity," imbuhnya.
Dia juga meramalkan The Fed pasti menaikan suku bunganya. Hal itu dikarenakan kondisi perekonomian AS sudah terbilang membaik dari sebelumnya. Sehingga saat ini merupaka momen yang tepat untuk menaikan suku bunganya.
"Saya rasa di AS, ekonomi mereka, daripada mereka telat antisipasi inflasi, pasti akan menaikan (suku bunganya)," pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan bila bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve menaikkan suku bunga maka dapat memberikan kepastian di pasar keuangan dan modal.
Darmin menilai, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu dari spekulasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve. Hal itu membuat dolar AS cenderung menguat terhadap sejumlah mata uang negara lain termasuk Indonesia. Kalau ada kepastian kenaikan suku bunga AS dapat berdampak positif ke Indonesia.
"Nilai tukar rupiah sudah terlalu tinggi dari fundamentalnya karena spekulasi menunggu ini (suku bunga AS). Buat Indonesia sebenarnya lebih baik lakukan, supaya selesai spekulasinya," kata Darmin, Kamis (17/9/2015).
Ia mengakui, kalau kenaikan suku bunga AS dapat memicu aliran dana investor asing keluar dari Indonesia. Akan tetapi, aliran dana keluar tidak akan besar. Di pasar modal Indonesia saja, aliran dana investor asing yang sudah keluar mencapai Rp 9,4 triliun pada 2015.
"Jadi jangan dianggap ini momok karena orang sudah memprediksi ini sejak sebulan dan dua bulan," tutur Darmin.
Lebih lanjut ia mengatakan, kenaikan suku bunga AS memang tidak dapat dibilang positif ke Indonesia. Akan tetapi, kenaikan suku bunga AS akan membuat penyesuaian ke pasar keuangan sehingga spekulasi pun mereda.
Hal itu akan berdampak ke nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) telah melemah sekitar 15,85 persen dari Rp 12.474 per dolar AS pada 2 Januari 2015 menjadi Rp 14.452 per dolar AS pada 17 September 2015.
"Tekanan spekukasi jadinya mereda sehingga nilai tukar rupiah kita bergerak ke fundamentalnya," ujar Darmin.
"Kalau saya pribadi berharap akan naikan suku bunganya agar tidak ada lagi ketidakpastian, menjadi pasti," ujarnya di Graha CIMB Niaga Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Menurut Budi, dengan dinaikkannya suku bunga di AS bisa memberikan kepastian bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya seluruh investor selama ini bersikap labil dikarenakan ancaman kenaikan suku bunga The Fed.
"Lebih cepat lebih baik, soal ketidakpastian sudah selesai. Capital market selalu lebih dahulu antisipasi jika suku bunga naik, baik di bond dan equity," imbuhnya.
Dia juga meramalkan The Fed pasti menaikan suku bunganya. Hal itu dikarenakan kondisi perekonomian AS sudah terbilang membaik dari sebelumnya. Sehingga saat ini merupaka momen yang tepat untuk menaikan suku bunganya.
"Saya rasa di AS, ekonomi mereka, daripada mereka telat antisipasi inflasi, pasti akan menaikan (suku bunganya)," pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan bila bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve menaikkan suku bunga maka dapat memberikan kepastian di pasar keuangan dan modal.
Darmin menilai, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu dari spekulasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve. Hal itu membuat dolar AS cenderung menguat terhadap sejumlah mata uang negara lain termasuk Indonesia. Kalau ada kepastian kenaikan suku bunga AS dapat berdampak positif ke Indonesia.
"Nilai tukar rupiah sudah terlalu tinggi dari fundamentalnya karena spekulasi menunggu ini (suku bunga AS). Buat Indonesia sebenarnya lebih baik lakukan, supaya selesai spekulasinya," kata Darmin, Kamis (17/9/2015).
Ia mengakui, kalau kenaikan suku bunga AS dapat memicu aliran dana investor asing keluar dari Indonesia. Akan tetapi, aliran dana keluar tidak akan besar. Di pasar modal Indonesia saja, aliran dana investor asing yang sudah keluar mencapai Rp 9,4 triliun pada 2015.
"Jadi jangan dianggap ini momok karena orang sudah memprediksi ini sejak sebulan dan dua bulan," tutur Darmin.
Lebih lanjut ia mengatakan, kenaikan suku bunga AS memang tidak dapat dibilang positif ke Indonesia. Akan tetapi, kenaikan suku bunga AS akan membuat penyesuaian ke pasar keuangan sehingga spekulasi pun mereda.
Hal itu akan berdampak ke nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) telah melemah sekitar 15,85 persen dari Rp 12.474 per dolar AS pada 2 Januari 2015 menjadi Rp 14.452 per dolar AS pada 17 September 2015.
"Tekanan spekukasi jadinya mereda sehingga nilai tukar rupiah kita bergerak ke fundamentalnya," ujar Darmin.
Jumat, 11 September 2015
Rabu, 09 September 2015
Rabu, 02 September 2015
Let's see...
LOCO short term
Suggest SELL: 1137 TP 1132
1132 TP 1127
1126 TP 1118
Suggest BUY; 1123 TP 1138
1144 TP 1152
1157 TP 1167
Suggest SELL: 1137 TP 1132
1132 TP 1127
1126 TP 1118
Suggest BUY; 1123 TP 1138
1144 TP 1152
1157 TP 1167
Selasa, 01 September 2015
Sabtu, 22 Agustus 2015
Kamis, 20 Agustus 2015
Jumat, 14 Agustus 2015
Jumat, 07 Agustus 2015
Senin, 03 Agustus 2015
Selasa, 28 Juli 2015
Jumat, 24 Juli 2015
Kamis, 23 Juli 2015
Selasa, 14 Juli 2015
Kamis, 09 Juli 2015
Selasa, 07 Juli 2015
Planning loco for july 7-10,2015:
LOCO If 1174 buy TP 1187-1188.THEN 1193 Sell TP 1150.1164 Sell TP 1150.1148 Sell TP 1132.salam profit luar biasa....
Senin, 06 Juli 2015
Senin, 29 Juni 2015
Jumat, 26 Juni 2015
Jumat, 19 Juni 2015
Minggu, 14 Juni 2015
Kamis, 11 Juni 2015
Senin, 08 Juni 2015
Jumat, 05 Juni 2015
Rabu, 03 Juni 2015
GET READY FOR JUNE....
Range juni ; resistant 1225.00,support 1150.00 sementara ini harga loco ngambang di 1190.00-1193.00.
Penembusan 1198.00 membawa arah naik ke 1201.50-1208.00-1212.00-1218.00-1225.00,sebaliknya tembus 1186.00 ke 1175.00-1165.00-1156.00-1150.00.
FUNDAMENTAL; 5 JUNI penentuan Yunani bayar utang (jika sepakat dgn para kreditornya maka loco bisa naik dulu atau sebaliknya) & 18 JUNI Fomc menentukan mulai naikin suku bunga (kemungkinan september).maka loco bakal turun.
Suggest terbaik Sell di 1225.00 take profit di 1150.00 (penembusan 1150.00 akan re-test kembali 1131.70).SALAM PROFIT SENTOSA!!!
Senin, 01 Juni 2015
USD will flying very high...
Greek crisis brings out dollar bulls (cautiously)
http://www.cnbc.com/id/102721324
Jumat, 29 Mei 2015
Langganan:
Postingan (Atom)